Profil
SELAYANG PANDANG
SEJARAH MADRASAH DAN PONDOK MUHAMMADIYAH TEMPURREJO
Sejarah berdirinya Pondok Muhammadiyah Tempurrejo tidak dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya Madrasah Diniyah Muhammadiyah Tempurrejo.
Adapun sejarah berdirinya Madrasah Diniyah Tempurrejo di awali dari tumbuhnya semangat berda’wah yang dimiliki oleh para tokoh Islam di Tempurrejo (seperti : K.H. Faqih, Akhmad Khirzin, Imam Muhtar dan H. Abdullah Muhsin) dan para tokoh gerakan Islam (seperti : H.A. Dimyati, Muhammad Marwah dan K. H. Syarqowi) serta di perkuat dengan pulangnya beberapa alumni Madrasah Manba’ul Ulum Surakarta yang berasal dari Tempurrejo (antara lain : H. Rofi’i). Akhirnya…bersatulah mereka dalam satu semangat perjuangan untuk mendirikan MADRASAH DINIYAH MUHAMMADIYAH Tempurrejo. Berasal dari madrasah diniyah tersebut kemudian berkembang menjadi madrasah-madrasah yang lain yaitu MI, PGA (sekarang menjadi MTs dan MA) bahkan sampai pada STIT
Pada periode awal yaitu tahun 1928 - 1953 pertumbuhan madrasah-madrasah di Tempurrejo relatif masih kecil dan lambat baik dari sisi sarana pendidikan, tenaga pendidik dan santri (siswa) maupun keuangannya .
Namun periode kedua (pertangahan) yaitu tahun 1953 - 1983, pertumbuhan madrasah-madrasah yang semakin besar terutama jumlah santrinya yang mencapai seribuan yang berasal dari berbagai daerah, tidak hanya lokal tetapi juga meliputi hampir seluruh daerah di Kabupaten Ngawi, Sragen dan Karanganyar. Perkembangan yang besar ini yang kemudian mendorong para pimpinan madrasah untuk menyediakan pemondokan-pemondokan santri untuk menampung mereka yang berasal dari luar daerah.
Periode III yaitu tahun 1984 – 2000 mulai terjadi penurunan perkembangan madrasah dan pondok terutama pada jumlah santri yang belajar di madrasah-madrasah. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perkembangan yang cepat pada dunia pendidikan dengan tumbuh dan berkembangnya sekolah/madrasah (yang relatif lebih baik) di luar desa Tempurrejo yang antara lain didirikan oleh alumni madrasah Tempurrejo sehingga mengakibatkan menurunnya keinginan masyarakat di luar Tempurrejo untuk belajar di madrasah Tempurrejo yang selanjutnya mengakibatkan menurunnya kuantitas santri yang belajar di madrasah dan pondok
Periode IV yaitu tahun 2000 – sekarang ada upaya untuk menghidupkan kembali asa agar madrasah dan pondok Muhammadiyah Tempurrejo bisa berkembang lagi. Upaya yang dilakukan antara lain :
- Pembangunan sarana pembelajaran terus dilakukan mulai dari Madin, MI, MTs, dan MA agar membuat nyaman santri dan menarik minat masyarakat untuk mau bersekolah di madrasah-madrasah Tempurrejo
- Kualitas tenaga pendidik dan pembelajarannya juga terus ditingkatkan agar sesuai dengan perkembangan jaman antara lain melalui mengikuti pelatihan dan pembinaan, workshop, pendidikan profesi dan musyawarah guru mata pelajaran.
- Kualitas santri juga ditingkatkan baik dalam keilmuan maupun ketrampilan/kecakapan. Antara lain mengikuti daurah tahfidz, muhadhoroh, diikutkan lomba-lomba keilmuan, kepanduan, bela diri, dijadwal memberikan khutbah di masjid masyarakat, bakti sosial.,dsb.
- Menghidupkan kembali pondok pesantren dengan sistem pengelolaan yang lebih baik, baik dari segi sarana, kurikulum, tenaga pendidik maupun keuangannya.
Meskipun sudah berupaya untuk meningkatkan kembali kuantitas dan kualitas madrasah dan pondok di Tempurrejo tetapi sampai saat ini perkembangannya belum seperti yang diharapkan dan sepertinya justru menurun bila dibandingkan dengan perkembangan yang ada di lembaga-lembaga yang lain. Perkembangan di madrasah dan pondok Muhammadiyah Tempurrejo tidak bisa mengimbangi cepatnya perkembangan yang ada di luar.
Bila di analisis sebenarnya ada beberapa hal yang menjadi nilai lebihnya (kekuatannya) yaitu sarananya (lahan, gedung) sudah lengkap, keikhlasan untuk berjuang dan berinfaq bagi perjuangan srelatif masihtinggi, jaringan alumni banyak.
Sedangkan kekurangannya adalah (barangkali) kurangnya kegiatan yang inovatif (sesuatu yang berbeda yang menarik minat orang lain). Istilahnya kegiatannya monoton tidak ada yang baru.
Sementara yang menjadi ancaman adalah perkembangan sekolah lain yang lebih cepat dan maju.
Peluang untuk berkembang kembali masih ada apabila bisa mengelola semua sumber daya yang ada (manusia yang terlibat, infaq masyarakat, alumni,sarana) serta menjalin dukungan dari berbagai pihak.
Harapannya : Madrasah-madrasah dan pondok Muh Tempurrejo menjadi besar kembali seperti periode kedua yang menjadi mencu suar bagi pendidikan agama di daerah Ngawi dan sekitarnya